Investasi emas dianggap cukup aman, apalagi jika dibandingkan dengan
saham. Lonjakan harga emas dunia hingga level US$1.300 per
ons telah membuat komoditas ini kian menarik. Tak sedikit investor memburu emas
lantaran berharap harga akan terus meningkat, meski juga tak sedikit yang
khawatir level itu hanya dianggap cuma bubble atau gelembung dimana
sewaktu-waktu harganya akan jatuh lagi.
Direktur
Eksekutif Asosiasi Pedagang Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husein
menilai melambungnya harga emas saat ini tidak bisa dilepaskan dari masih belum
stabilnya kondisi ekonomi di negara-negara benua Amerika dan Eropa. Kondisi
perbankan masih belum aman dan berisiko besar sehingga banyak investor beralih
ke emas.
Menurut dia,
harga emas diperkirakan akan terus naik hingga Desember nanti. Meskipun tidak
bisa memperkirakan berapa harga maksimal yang bisa ditembus logam mulia ini,
namun Iskandar sepakat harga emas kemungkinan akan terus naik dan sulit turun.
"Jika tidak naik, harga tetap akan bertahan di kisaran US$1.315 per ons.
Di Indonesia, saat ini diperdagangkan di kisaran Rp 350 ribu/gram."
Optimisme
bertahannya harga emas di level tertinggi, menurut dia, karena banyak negara
besar seperti China yang memupuk cadangan devisa dalam bentuk emas.
Negara-negara ini tentu tidak ingin harga emas jatuh di pasaran. ”Mereka tak
mau rugi. Kalau harga turun, mereka langsung umumkan akan beli emas dalam
jumlah banyak. Kalau sudah seperti itu, harga emas akan naik lagi,” ungkap
Iskandar.
Karena itu,
investasi emas dianggap cukup aman, apalagi jika dibandingkan dengan saham.
Namun, Iskandar mengingatkan bukan berarti tidak memiliki resiko. Sama seperti
investasi properti yang harganya selalu dibilang terus naik, investor emas juga
perlu waspada. ”Harga properti seperti tanah memang terus naik. Tapi kalau ada
bencana seperti banjir juga tidak bernilai."
Dia memberikan contoh, ketika terjadi krisis, negara seperti China juga akan menggelontor pasar dengan persediaan emas sehingga harga emas bisa rusak. Tetapi turunnya harga emas biasanya tidak berlangsung lama dan cenderung kembali menguat. "Karena itu, investasi dalam bentuk emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang, bukan jangka pendek."
Agar bisa untung, Iskandar memberikan tips untuk investasi emas.
Dia memberikan contoh, ketika terjadi krisis, negara seperti China juga akan menggelontor pasar dengan persediaan emas sehingga harga emas bisa rusak. Tetapi turunnya harga emas biasanya tidak berlangsung lama dan cenderung kembali menguat. "Karena itu, investasi dalam bentuk emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang, bukan jangka pendek."
Agar bisa untung, Iskandar memberikan tips untuk investasi emas.
Menurut dia,
emas batangan lebih menguntungkan untuk berinvestasi dibandingkan emas
perhiasan. Nilainya utuh karena tidak menambah biaya desain, tapi memang lebih
ribet untuk penyimpanan.
”Bagi mereka
yang benar-benar berinvestasi, emas batangan lebih menguntungkan. Kalau bisa
yang berat sekaligus antara 50-100 gram karena hitungan per gramnya lebih murah
dibandingkan dengan batangan kecil, apalagi dibanding beli emas perhiasan,”
ujarnya. Selain itu, jika membeli emas batangan kecil, juga dikenai biaya produksi.
Sedangkan,
untuk emas perhiasan, harganya memang lebih mahal ketimbang emas batangan.
”Bagi yang modalnya cekak, emas perhiasan juga bisa menjadi pilihan. Apalagi
emas perhiasan bisa sekaligus untuk aksesori, bergaya. Kalau yang batangan
tidak bisa,” ujar Leo Hadi Loe, Representatif World Gold Council Indonesia.
Sumber :
www.vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar