Liputan6.com, Roma: PM Italia Silvio Berlusconi, Selasa
(8/11) mengumumkan pengunduran dirinya setelah tak didukung oleh mayoritas
parlemen. Sebelum mengundurkan diri, Berlusconi sempat menemui Presiden Italia
Giorgio Napolitano. Sebelumnya, Berlusconi memang sempat menyatakan akan
mengundurkan diri.
"Setelah penerapan undang-undang stabilitas, yang akan
berisi semua permintaan yang dibuat oleh zona euro, saya akan mundur sehingga
kepala negara dapat membuka konsultasi dan memutuskan masa depan," katanya
kepada jaringan Kanal 5, salah satu dari kepemilikan usahanya.
"Kami harus menunjukkan kepada pasar bahwa kita serius.
Saya berpikir bahwa yang penting kita harus khawatir, maka kita bisa khawatir
tentang siapa yang memimpin pemerintah. Yang penting adalah bekerja untuk
kebaikan Italia," tambahnya.
Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi menjelaskan kondisi
parlemen dan pasar keuangan yang memburuk sebagai alasan untuk pengunduran
dirinya. Demikian seperti dilaporkan laman NHK, Rabu (9/11).
Dalam wawancara telepon di sebuah program berita Kanal 5, Berlusconi mengatakan
keyakinannya bahwa dirinya memiliki mayoritas di parlemen terbukti salah.
Selain itu, terciptanya harga rendah untuk obligasi pemerintah Italia, disebut
pula sebagai andil keputusannya.
Menurut Berlusconi, parlemen menjadi lumpuh dan satu-satunya pilihan terbaik untuk mengubah keadaan tersebut adalah dengan mengundurkan diri. Sebab, usai pengunduran dirinya akan diadakan pemilihan umum. Dengan demikian, melahirkan pemerintahan baru dengan ide-ide penyelesaian yang lebih brilian.
Menurut Berlusconi, parlemen menjadi lumpuh dan satu-satunya pilihan terbaik untuk mengubah keadaan tersebut adalah dengan mengundurkan diri. Sebab, usai pengunduran dirinya akan diadakan pemilihan umum. Dengan demikian, melahirkan pemerintahan baru dengan ide-ide penyelesaian yang lebih brilian.
Ia juga berpikir bahwa penting untuk memberlakukan tagihan
reformasi ekonomi yang menjadi jawaban atas permintaan Uni Eropa. Dia pun akan
meminta pihak-pihak oposisi untuk memberikan persetujuan akan hal tersebut
secepatnya. Terutama, sebelum pengunduran dirinya disetujui Presiden Presiden
Giorgio Napolitano.
Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi resmi mengajukan
pengunduran dirinya ke Presiden Girogio Napolitano pada Sabtu (12/11) kemarin.
Warga Italia pun berkumpul di sekitar kediaman presiden untuk menyambut baik
pengunduran diri Berlusconi itu.
Pengunduran diri Berlusconi mengakhiri tiga setengah tahun dari masa jabatan non-konsekutif ke-3 sebagai perdana menteri. Peringkat dirinya juga menurun anjlok setelah berbagai skandal mengenai dirinya terungkap ke media. Ia juga mendapat kritikan pedas akibat keterlambatannya dalam reformasi yang bertujuan membangun kembali perekonomian.
Laman NHK mewartakan, sebuah kerumunan besar terlihat di depan kediaman presiden pada Sabtu kemarin. Mereka juga mengejek Berlusconi dengan menyebutnya dengan sebutan badut. Salah seorang di antaranya menggambarkan hari itu sebagai hari pembebasan dan Berlusconi telah menemui akhir terburuknya.
Pengunduran diri Berlusconi mengakhiri tiga setengah tahun dari masa jabatan non-konsekutif ke-3 sebagai perdana menteri. Peringkat dirinya juga menurun anjlok setelah berbagai skandal mengenai dirinya terungkap ke media. Ia juga mendapat kritikan pedas akibat keterlambatannya dalam reformasi yang bertujuan membangun kembali perekonomian.
Laman NHK mewartakan, sebuah kerumunan besar terlihat di depan kediaman presiden pada Sabtu kemarin. Mereka juga mengejek Berlusconi dengan menyebutnya dengan sebutan badut. Salah seorang di antaranya menggambarkan hari itu sebagai hari pembebasan dan Berlusconi telah menemui akhir terburuknya.
Presiden Napolitano diharapkan segera menunjuk perdana
menteri baru pada Ahad ini setelah berkonsultasi dengan para pemimpin partai.
Mario Monti yang menjabat sebagai Komisaris Eropa selama 10 tahun tampaknya
menjadi calon kuat yang akan menduduki jabatan perdana menteri baru Italia.
Sumber:
Liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar