Kamis, 04 Juli 2013

Tulisan Softskill



Orang yang Berati Bagi Penulis Selain Orang Tua

Sebelum memulai tulisan pada posting ini, penulis ingin menjelaskan bahwa posting ini hanya untuk memenuhi tugas softskill Aspek Hukum dalam Ekonomi mengenai tulisan tentang orang yang berati bagi penulis selain orang tua. Sebenarnya orang yang benar-benar berati dalam kehidupan saya (penulis) tidak lain adalah orang tua saya sendiri, karena mereka sudah melahirkan saya ke dunia ini dan membuat saya mengenal segala macam bentuk kehidupan di bumi ini baik itu yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

Tetapi berhubung tulisan kali ini membahas orang yang berarti selain orang tua dalam kehidupan saya, oleh sebab itu saya akan memulai membuat sebuah tulihan tentang mereka. Mereka itu siapa? Yah, mereka itu adalah sahabat - sahabat baik saya, tapi berhubung saya memiliki banyak sahabat dan tidak mungkin saya buat tulisan mengenai mereka semua. Akhirnya penulis (saya) memutuskan untuk menulis salah seorang sahabat terbaik yang saya miliki.




Dia adalah Jefryanto Harsihin, sahabat baik saya sejak saya masih duduk di Taman Kanak- kanak (TK). Saya sendiri lupa bagaimana cara saya bisa berkenalan dengan dia, karena mengingat sesuatu hal yang lampau merupakan salah satu kekurangan saya. Hhe.. Tapi yang saya ingat dia adalah teman pertama saya saat saya mulai memasuki pendidikan formal (Taman Kanak-kanak).

Haya ada beberapa kenangan saja yang masih saya ingat betul tentang dia, saat kami masih kecil. Mungkin beberapa kenangan tersebut akan saya ceritakan dalam posting ini. Ada salah satu kenanganan yang masih saya ingat betul sampai saat ini tentang dia, itu adalah kami saat masih kecil sering sekali meributkan hal-hal yang saya anggap saat ini adalah sepele. Tapi mungkin saat itu kami berfikir bahwa itu adalah hal yang besar, sehingga membuat kami meributkannya. Hha..

Saat itu kami pernah meributkan hal sepela yaitu, saat hilangnya pensil milik dia saat kami masih SD. Awal ceritanya, kami yang saat itu duduk bersebelahan mengerjakan tugas menggambar yang diberikan oleh guru kami. Saat itu saya lupa membawa pensil dan memutuskan untuk meminjam kedapa dia. Namun saya hanya diberikan sebuah pensil pendek dan tumpul, saya tidak jadi meminjamnya. Lalu saya meminjam pensil milik teman saya yang lain, dan dengan pensil itu saya mengerjakan tugas menggambar saya. Saking asiknya kami lupa bahwa waktu untuk mengerjakan sudah habis, lalu kami kumpulkan tugas kami dan merapihkan alat tulis yang kami pakai.

Saat itu teman saya ini menagih kembali pensil yang dia pinjamkan, jelas saja saya langsung menjawab saya tidak meminjam pensil dia. Ternyata jawaban saya itu membuat ia marah, karena ia lupa bahwa sebenarnya saya tidak meminjam pensil dia.  Lalu karna marah ia, menuduh bahwa pensil yang saya gunakan tadi adalah pensil miliknya. Tapi sumpah deh pensil dia, sama pensil yang saya pinjam itu beda banget. Punya dia pendek dan tumpul, tetapi pensil yang saya pakai itu masih baru, panjang, dan runcip. Tapi tetap saja dia marah dan mengaku pensil itu punya dia. Lalu karena saya tidak mau ribut dengan dia, dan saya sendiri lupa minjem pensil itu kepada siapa. Akhirnya saya berikan pensil itu kepada dia.

Gak lama kemudian, teman saya yang lain (namanya Sandi kalo gak salah ingat) mengembalikan pensil milik sahabat saya itu jefry yang pendek dan tumpul. Lalu jefry bingung koq dia punya pensil tiga, lalu dia keluarkan pensilnya dan bertanya ini pensil siapa? Sambil mengambil pensil pendek miliknya (rupanya dia lupa kalo dia punya pensil pendek dan mengakui pensil yang masih baru itu punya dia).  Karna gak ada yang menjawab akhirnya jefry mengambil ketiga pensil itu. Lalu sandi menghampiri saya dan menagih pensil yang saya pinjam. Karna saya lupa, saya hanya jawab “yang mana? Emang tapi minjem pensil lo?” Lalu sandi bilang, “ia tadi lo minjem, mana sekarang?”

Yang saya ingat pensil yang saya pakai tadi sudah saya berikan kepada jefry. Lalu saya ambil kotak pensil dia, dan menujukkan sebuah pensil kepada sandi sambil berkata, “yang ini bukan?” lalu sandi ambil pensil itu, ia lihat dengan teliti lalu dia menjawab, “ia, yang ini”. Mendengar jawaban dari sandi, jefry marah dan berkata,”enak aja ini pensil gue, tadi sih fandy minjem”. Lalu sandi menjawab dengan sedikit agak marah,”enak aja, ini pensil gue ini ada namanya.” Jadi kalo diperhatikan dengan seksama, pensil itu memang ada nama sandinya. Lalu, jefry yang bingung cuma bilang,”oh, iya”. Saya dan sandi hanya menyoraki dia saja saat dia menjawab seperti itu.

Jadi kejadian yang sebenarnya, saya minjem pensil sandi. Karna sandi orangnya baik dan gak enakan, dia meminjamkan pensil dia yang hanya satu kepada saya. Lalu sandi meminjam pensil kepada jefry, tetapi semua pensil itu diakui milik jefry. Hha.. Sepele memang tapi namanya anak kecil pelupa, akhinya meributkan hal itu. Dan setelah itu sebenarnya masih banyak lagi hal sepele yang kami ributkan tapi tidak mungkin saya ceritakan semuanya.

Lalu saat saya mulai memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA), nah saat itu lah saya mulai menganggap jefry adalah sahabat baik saya dan orang yang berati dalam hidup saya. Saat itu adalah hari pertama di SMA, yah namanya hari pertama pasti ada yang namanya MOS (Masa Orientasi Sekolah) atau yang lebih dikenal OSPEK. Karena saat saya masih SMA masuknya siang, dan sudah kebiasaan kalo masuk siang jadi santai banget. Jadi kalo anak-anak yang lain saat hari pertama datang 30 atau 60 menit sebelum masuk, saya datang tepat 1 menit sebelum masuk. Dan sebenarnya itu bisa lebih buruk lagi, kalo tidak karna jefry.

Ada lagi karna jefry juga, saya mengenal dunia organisasi. Dia orang pertama yang mengajak saya untuk ikut berorganisasi di sekolah. Lalu karna dia juga membuat saya jadi lebih percaya diri saat saya mengikuti lomba dan olimpiade untuk mewakili sekolah saya. Yah, awalnya saya tidak begitu yakin dan percaya diri dengan kemampuan saya untuk mengikuti lomba seperti itu, tapi berkat dia yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada saya. Akhirnya sayapun mengikuti lomba tersebut. Yah, walaupun tidak banyak memberikan kontribusi kepada sekolah, teatpi saya sudah cukup bangga dengan apa yang saya miliki. Lalu ada lagi, saat dimana dia mulai mengikatkan saya untuk lebih bersabar saat menghadapi atasan dalam organisasi yang sulit diajak kompromi. Yang jelas banyak deh kebaikan yang dia lakukan kepada saya, sehingga saya menganggap dia adalah sahabat saya yang berati dalam hidup saya.

Yang namanya sahabat pasti tidak selalu ada saat bahagia juga, saat itu kami pernah bertengkar akibat salah paham. Saat itu jefry sedang mengalami masa terburuk dalam hidupnya yaitu ayah kandungnya meninggal dunia. Saat itu ada banyak sekali perubahan yang dia lakukan tidak hanya saya bahkan wali kelas, guru, dan teman satu kelas menyadari perubahan itu. Perubahan itu adalah dia menjadi lebih sensitif dan mudah marah terutama jika membahas mengenai orang tua (ayah khususnya).

Bahkan kami pernah berselisih akibat salah paham itu, tetapi karna sifat saya yang tidak ingin menambah musush dan mengurangi sahabat. Akhirnya saya berbicara empat mata dengan dia. Setelah berbica empat mata dengan dia, akhirnya perselisihan itu bisa selesai juga. Lagipula saya sendiri pun merasa tidak enak karna perselisihan itu sudah banyak diketahui orang dan sudah lama juga itu terjadi. Tetapi karna tidak ada yang mau mengalah akhirnya jadi makin besar dan mulai diketahui banyak orang, lalu saya yang memutuskan untuk mengalah mengingat belum genap dua bulan sejak ayahnya meninggal.

Sebenarnya masih banyak lagi kenagan saya dengan dia yang membuat saya menganggap dia sebagai sahabat yang paling berati, tapi cukup segitu aja yang saya tuliskan dalam posting ini. Hhe..

Intinya jefry sebagai sahabat terbaik saya merubah banyak hidup saya ini, terutama ke arah yang lebih baik. Yah mungkin itulah sifat dari seorang sahabat yang selalu mengingatkan kawannya dan selalu ada disisinya saat dia membutuhkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar