INFLASI
DI NEGARA PERU
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
PENYEBAB INFLASI
Inflasi dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas /uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).
JENIS INFLASI
1. Berdasarkan Asalnya :
a) Inflasi dari dalam negeri : terjadi akibat defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal
b) Inflasi dari luar negeri : terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
2. Berdasarkan Besarnya Cakupan Pengaruh Terhadap Harga :
a) Inflasi Tertutup (Closed Inflation) : jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu.
b) Inflasi Terbuka (Open Inflation) : jika kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum
3. Berdasarkan Keparahannya :
a) Inflasi Ringan : kurang dari 10% per tahun
b) Inflasi Sedang : antara 10% sampai 30% per tahun
c) Inflasi Berat : antara 30% sampai 100% per tahun
d) Hiperinflasi : lebih dari 100% per tahun
B.
INFLASI DI NEGARA PERU
Negara ketujuh yang mengalami hiperinflasi adalah Peru kurun Juli 1990 hingga Agustus 1990 dengan inflasi 5% membuat harga barang melonjak dua kali lipat setiap 13 hari, 2 jam. Menurut sejarahnya, hiperinflasi terjadi karena pertempuran panjang. Ini menjadi inflasi kedua di abad ke-20. Selama paruh pertama tahun 1980-an, Presiden Peru pada masa itu Fernando Belaunde dihadapkan dengan kebijakan penghematan yang diberlakukan pemberi pinjaman IMF menyusul krisis keuangan Amerika Latin yang dimulai di awal dekade.
C.
GAMBARAN NEGARA PERU
Republik Peru (bahasa Spanyol: Perú;
bahasa Quechua dan bahasa Aymara: Piruw) adalah sebuah negara di Amerika
Selatan bagian barat, berbatasan dengan Ekuador dan Kolombia di utara, Brasil
di timur, Bolivia di timur, tenggara, dan selatan, Chili di selatan, dan
Samudra Pasifik di barat. Peru merupakan negara yang kaya dalam budaya
antropologi dan dikenal sebagai tempat lahir Kerajaan Inca yang beribu kota di
Machu Picchu.
SEJARAH
NEGARA PERU
Sebelum orang Spanyol tiba, Peru merupakan letak dari berbagai kebudayaan
pra-Inca dan kemudian, Kerajaan Inca. Francisco Pizarro mendarat di pantai Peru
pada 1532, dan pada akhir 1530-an, Peru
menjadi Virreinato dan sebuah sumber emas, dan perak utama bagi Kerajaan
Spanyol.
Peru mengumumkan kemerdekaannya dari Spanyol pada 28 Juli 1821 berkat
aliansi antara tentara Argentina José de San Martín, dan tentara Neogranadine Simon Bolivar. Presiden
terpilih pertamanya, tetapi, tidak berkuasa sampai 1827. Dari 1836 sampai 1839 Peru, dan Bolivia menjadi
satu dalam Konfederasi Peru-Bolivia, dibubarkan setelah konflik
bersenjata dengan Chili dan Argentina. Antara
tahun ini, ketidakamanan politik tidak berakhir, dengan tentara sebagai
kekuatan politik yang penting.
Sekali lagi, antara 1879, dan 1883, Peru, dan Bolivia membuat aliansi, dan
berperang melawan Chili dalam Perang Pasifik. Setelah
peperangan berakhir (dengan kehilangan provinsi Tarapaca), kestabilan politik tercapai,
selama masa awal 1900-an; sampai Augusto Leguia dan kediktatorannya datang.
POLITIK
Presiden Alejandro Toledo adalah pemimpin negara Peru saat ini, dan Ketua Perú Posible. Ia terpilih dengan 53% suara
pemilih pada pemilu babak kedua tahun 2001, dan mengalahkan mantan presiden
sosialis Alan García Pérez. Perú Posible meraih 45 kursi dari 120 kursi
parlemen. Untuk posisi kedua, dan ketiga, masing-masing diduduki Partido Aprista Peruano (PAP, 28 kursi) pimpinan Alan
García Pérez, dan Unidad Nacional (UN, 17 kursi) pimpinan Lourdes Flores Nano.
WILAYAH
Wilayah Peru dibagi menjadi 25 region (jamak:regiones; tunggal: región).
Region ini dibagi menjadi provinsi, yang terdiri dari distrik. Peru memiliki
180 provinsi, dan 1747 distrik. Area yang ditempati oleh kota Lima disebut Lima
Metropolitana (Metropolitan Lima) dan tidak termasuk region manapun.
Hingga 2002, Peru
dibagi menjadi 24 departamentos (departemen), dan banyak orang masih
menggunakan istilah ini untuk menunjuk region yang sekarang ini, meskipun
departemen ini sudah tidak berlaku.
·
Huánuco
|
GEOGRAFI
Peru terletak di Amerika Selatan bagian
barat, berbatasan dengan Samudra Pasifik Selatan,
antara Chili dan Ekuador. Dia juga
berbatasan dengan Kolombia, Brasil, dan Bolivia.
Dataran pantai barat dipisahkan dengan dataran rendah hutan Basin Amazon di
selatan dengan Andes yang
tinggi, dan kasar di tengah. Di perbatasasan Bolivia terdapat Danau Titicaca, danau
tertinggi ternavigasi di dunia dengan ketinggian 3821 m.
EKONOMI
Ekonomi Peru telah menjadi peningkatan orientasi pasar, dengan privatisasi utama
diselesaikan sejak 1990; dalam industri pertambangan, listrik dan telekomunikasi. Berkat
investasi asing yang kuat, dan kerja sama antara pemerintahan Alberto Fujimori, IMF dan Bank Dunia,
pertumbuhan kuat berlangsung pada 1994-1997, dan inflasi terkendali.
Pada 1998, dan 1999, dampak El Niño pada pertanian, krisis finansial Asia, dan ketidakstabilan di pasar Brasil memotong pertumbuhan. Peru berhasil
mengatur negosiasi yang menyeluruh untuk Fasilitas Dana Tambahan dengan IMF
pada Juni 1999, meskipun dia harus beberapa kali menegosiasikan targetnya.
Tekanan dalam pengeluaran bertambah di pemilihan 2000.
Urutan
internasional
BUDAYA
Spanyol merupakan bahasa resmi negara tetapi kaum pendatang masih
menggunakan bahasa mereka masing-masing. Di samping itu terdapat 17 bahasa
orang asli yang utama, termasuk Quechua dan Aymara.
Di Peru ada sebuah festival yang bernama Takanakuy[2]. Di
festival ini, para penduduk lokal akan berkelahi tangan kosong dengan sesama
penduduk sekitar. Baik laki-laki, anak-anak, orang tua, bahkan perempuan turut
serta dalam festival ini.
D.
KEBIJAKAN NEGARA PERU DALAM
MENGATASI INLASI
Kebijakan Awal Presiden Alberto
Fujimori
Terpilihnya Alberto Fujimori sebagai presiden Peru pada tahun 1990
merupakan bentuk ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan sebelumnya yaitu
Gracia. Dengan terpilihnya Fujimori rakyat Peru berharap dapat keluar dari
krisis ekonomi. Pada saat kampanye, Alberto Fujimori menekankan bahwa kebijakan
ekonomi yang akan diambilnya nanti jika terpilih, adalah kebijakan yang memihak
pada rakyat kecil. Hal tersebut menyebabkan dukungan kepada Fujimori banyak datang
dari masyarakat bawah.
Ketika menjabat sebagai presiden, Fujimori mendapatkan kenyataan bahwa ia
dihadapkan pada masalah ekonomi yang begitu pelik, tingkat inflasi yang tinggi
mencapai sekitar 2.775%, defisit anggaran, sampai hutang luar negeri yang
melimpah sampai sebesar 24 milyar US dollar yang masih menunggak dan hutang
yang sudah jatuh tempo terhadap IMF sebesar 2 milyar US dollar, ditambah krisis
kepercayaan dari badan keuangan internasional dalam memberikan bantuan serta,
sulitnya mencari investor asing yang baru akibat buruknya iklim investasi ditambah
situasi keamanan saat itu yang kurang kondusif. Dalam persepsinya untuk
mengatasi berbagai krisis tersebut beberapa minggu setelah kemenangannya dalam
pemilu 1990, Fujimori melakukan lawatan ke Washington dan Tokyo guna
mendapatkan dukungan serta bantuan dana. Hasil dari kunjungan tersebut
menyiratkan bahwa komunitas keungan internasional tidak akan memberikan
pinjaman lagi kecuali Fujimori bersedia untuk mengubah kondisi ekonomi yang ada
pada saat itu, Fujimori kemudian mengajukan usulan guna melunasi kembali
pinjaman luar negerinya. Sesampainya di Peru Fujimori menggebrak dengan
menunjukan kebijakan ekonominya dengan istilah Fujishock policy.
Berbeda dengan janji yang diucapkannya selama kampanye, kebijakan ekonomi
yang diterapkan oleh Fujimori ternyata berlawanan dengan apa yang telah ia
janjikan. Beberapa hari setelah pengangkatannya, Fujimori mengeluarkan
kebijakan ekonomi yang radikal dalam upayanya dsmengatasi krisis yang terjadi
di Peru. Fujishock meliputi melaksanakan privatisasi secara besar besasran,
dihapuskannya subsidi dan control harga pada barang barang seperti makanan,
minya dan barang barang impor. Selain itu juga mengurangi hambatan hambatan
perdagangan seperti pajak, kuota ekspor dan tarif, memotong pengeluaran
pemerintah, serta melakukan liberalisasi terhadap nilai tukar mata uang asing.
Kebijakan Pemerintah Peru dalam
Mengatasi Krisis Ekonomi
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter menjadi salah satu pilihan dalam mengahadapi hyper
inflasi yang dialami Peru. Hal ini dikarenakan deficit anggaran dianggap
sebagai pemicu dari timbulnya hyper inflasi di akhir tahun 1980an. Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi).
Langkah awal yang digunakan adalah melepaskan kontrol harga dan subsidi.
Kestabilan moneter diharapkan tercipta dengan membuat Bank sentral independen
dan berkomitmen untuk melakukan beberapa tindakan moneter yang bias menekan
inflasi. Inflasi tahunan turun dari 7650% pada 1990 menjadi 139% di tahun 1991,
dan turun lagi menjadi 57% pada tahun 1992. Tingkat inflasi terus menurun
meskipun tidak bias mengikuti harapan IMF sebesar 25% pada tahun 1993, namun
penurunan inflasi ini masih bias ditingkatkan. Cadangan devisa Netto yang
dimiliki oleh Bank Sentral meningkat dari sebelumnya minus 105 juta US dollar
pada juli 1990 menjadi 2.32 milyar US dollar pada april 1993.
Sejalan dengan komitmen Bank untuk mencegah inflasi, maka tingkat
penyediaan uang diatur sedikit sekali, dan tentu saja lebih sedikit dari jumlah
inflasi bulanan. Pada saat yang bersamaan, system cadangan yang dibutuhkan,
digunakan untuk membantu meningkatkan nilai Nuevo Sol. Ketika bank- bank
komersial menawarkan tingkat suku bunga tinggi pada penyimpanan dollar, Bank
sentral mencoba menahannya dengan menaikkan nilai deposit sebanyak 50% pada
dollar dan menurunkan nilai dposit Nuevo sol menjadi 15% saja.
Kebijakan Tarif
Perubahan pada sistem tarif adalah merupakan indikasi yang paling jelas
dari determinasi pemerintahan Fujimori dalam melepaskan kaitannya dengan rezim
terdahulu. Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintahan Fujimori mempersiapkan
berbagai tugas guna menghapuskan ketidakefisienan dan pemborosan campur tangan
Negara yang diciptkan oleh Gracia. Struktur tariff impor disederhanakan secara
besar-besaran. Jumlah tingkat tariff yang dikenakan pada nilai impor ad volarem
CIF (cost, insurance and freight) dikurangi dari 56% menjadi 2-15% dan 25%.
Kebanyakan barang dikenakan tariff sebesar 15% dan 25% untuk barang-barang
konsumsi.
Kebijakan
Fiskal
Langkah pertama yang diambil yaitu menyederhanakan sistem. Presiden alberto
Fujimori mengurangi jumlah pajak yang dibebankan kepada masyarakat, dengan
jaminan bahwa penerimaan Negara dari sektor pajak tidak boleh melebihi 12% dari
GDP 1991. Jumlah pajak berkurang dan kini hanya ada lima pajak yang ditarik
oleh negara , yaitu :
·
Pajak penjualan (impuesto general a las ventas)
·
Pajak barang konsumsi pilihan (impuesto selective al
consumo)
·
Pajak pendapatan (impuesto a la renta)
·
Pajak perusahaan
·
Pajak impor
Selain dari pajak-pajak tersebut, masih terdapat penarikan-penarikan yang
dilakukan pemerintah guna menambah anggaran Negara. Salah satu contohnya yaitu
penarikan yang dikenakan pada pendapatan (berkisar antara 5 sampai 20%) yang
diumumkan pada awal juni 1991. Pajak ini dikumpulkan guna membayar pengeluaran
tambahan di paruh tahun kedua yang digunakan untuk membayar peningkatan gaji
pegawai negeri. Cara ini mendapat tantangan keras dari kongres. Selain
menyederhanakan sistem pajak, Alberto Fujimori juga melakukan pengaturan ulang
terhadap badan administrasi pajak, Superintendency of Tax Administration.
Jaringan pengawasan ditingkatkan dan kekuasaan Superintendency of Tax
Administration diperbesar. Perubahan ini akhirnya terwujud setelah memakan
waktu kurang lebih dua tahun, dan akhirnya disahkan pada desember 1992 melalui
Undang-Undang Rasionalisasi sistem pajak nasional serta penghapusan hak
istimewa dan penyuapan.
Kondisi
Ekonomi
Peru mengadopsi sistem ekonomi yang berorientasi pasar dibawah pemerintahan
presiden alberto Fujimori. Hal ini bertujuan untuk menyehatkan kembali
perekonomian Peru akibat inflasi yang berkepanjangan serta depresi yang
berlangsung secara bersamaan pada awal pemerintahannya. Industri yang terdapat
di peru antara lain : tambang logam, minyak, perikanandan minyak. Pada sektor
pertanian, komoditas pertanian utama peru adalah asparagus, kopi, kapas, beras,
kentang, jagung, anggur, pisang, daging sapi, produk-produk susu, ikan . Salah
satu hasil kebijakan reformasi ekonomi yang dibawa oleh Fujimori adalah
meningkatnya nilai pertumbuhan investasi asing sampai lima kali lipat sejak
1990.
Tabel Investasi Asing Peru
No
|
Tahun
|
Akumulasi
|
investasi
|
asing
|
langsung
|
1
|
1991
|
1335
|
milyar
|
US
|
dollar
|
2
|
1992
|
1503
|
milyar
|
US
|
dollar
|
3
|
1993
|
1666
|
milyar
|
US
|
dollar
|
4
|
1994
|
4468
|
milyar
|
US
|
dollar
|
5
|
1995
|
5502
|
milyar
|
US
|
dollar
|
6
|
1996
|
6463
|
milyar
|
US
|
dollar
|
7
|
1997
|
6658
|
milyar
|
US
|
dollar
|
Sumber : National Commision on
Foreign investment and technologies (Conite), 1997
Ekspor Peru mencapai nilai sebesar 23,75 milyar US dollar(estimasi 2006)
dengan komoditas ekspor utama ada pada perak, tembaga, minyak mentah dan produk
minyak olahan, kopi, kentang, asparagus, tekstil. Negara utama yang mengimpor
dari peru berdasarkan presentasenya adalah Amerika serikat 24,1%, China 9,6%,
Swiss 7,1%, Kanada 6,8%, Cili 6%, Jepang 5,2%
SUMBER
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Peru
https://proximitythinktank.wordpress.com/2014/04/06/kebijakan-pemerintah-peru-dalam-mengatasi-krisis-ekonomi-pada-masa-pemerintahan-presiden-alberto-fujimori/
http://vienovidelusion.blogspot.com/2014/04/negara-negara-yang-hiperinflasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar